Exhausting May #5: How I Started My 20

17 January 2023 - 2 Min. Read

Kembali penat.

Exhausting May #5: How I Started My 20

Aku (tidak benar-benar) baik-baik saja.

Bahkan dari sedikit senyum yang aku dapatkan dari kejadian di bab sebelumnya, aku masih tidak benar-benar merasa pulih. Justru lebih parah, karena beberapa hari setelahnya, atasanku datang ke Yogyakarta. Beliau hadir, secara khusus untuk bertemu dengan para ketua proyek, dan salah satunya adalah aku. Di hari pertama beliau datang, dan rapat bersamaku dan tim. Dia menyampaikan bahwa proyek ini akan segera naik stage. Dari situ senyumku hilang lagi mendengar pemaparanya yang sangat visioner saat itu.

Kegelisahan pekan kemarin muncul kembali, namun lebih parah. Aku merasa belum siap untuk naik stage, walaupun pekerjaan itu sudah selesai. Seperti umumnya anak muda jaman sekarang, aku overthinking parah. Sampai akhirnya fisik ku yang kena, aku izin sehari untuk istirahat. Setiap kali stressku parah, aku selalu jatuh sakit.

Istirahat sehari nyatanya kurang, namun masih kupaksakan bekerja. Pikiranku sama sekali tidak jernih belakangan ini.

Dan Ketika Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Cobalah Bercerita.

Saking penuhnya pikiranku, saat itu aku mencoba menghubungi HRD. Hanya sekadar menyampaikan bahwa aku merasa bukan seorang pemimpin yang baik. Konseling singkat, hanya via telepon. Afirmasi dari beliau membuatku merasa lebih baik setelahnya.

Aku tidak bercerita hanya pada satu orang, ada satu lagi rekan se-timku yang turut kurepotkan dengan keluh kesah. Kalimat yang dia sampaikan cukup menenangkanku

There's always a room for improvement.

Selalu ada ruang untuk memperbaiki.

Kami bertukar keluh kesah, membuatku merasa cukup ditemani dan tak sendiri. Yah dari situ aku mulai sedikit lebih baik.

Tak Semua Yang Dirisaukan Sesuai dengan Kenyataan

Aku resah sekali menunggu rapat dengan atasan kembali saat itu. Aku sudah pasrah apapun reaksi beliau atas ketidaksiapanku. Namun ternyata semua baik-baik saja. Atasanku tidak mempermasalahkan apa yang menjadi keresahanku. Beliau memaklumi dan paham betul akan semuanya. Seketika aku merasa lega sekali mendengarnya. Kembali lagi percaya diri dan lebih berani untuk melangkah lebih lanjut. Kembali tersenyum lebar aku saat itu, bangkit lagi semangatku untuk kembali memperjuangkan semuanya.

Sebuah Gerbang Dekade baru

20 tahunku diawali dengan naik turunya kesehatan mental dan fisik, gelak tawa dan juga isak tangis.

Penuh sekali warna dan lelah upaya namun aku senang atas semua cerita. Aku bersyukur dengan semesta dan lingkungan didalamnya, yang membantuku bahkan sesederhana mendengar keluh kesah seseorang yang sedang mengakhiri masa remaja. Aku berterimakasih kepada setiap individu yang berperan dalam menghilangkan setiap remehnya keresahanku.

Kedepanya akan lebih banyak lagi tantangan dan jalan setapak nan terjal yang akan datang menghampiri. Semuanya pasti berarti.