Exhausting May #2: I Lose My Smile

17 January 2023 - 2 Min. Read

Kita tidak akan tersenyum setiap hari.

Exhausting May #2: I Lose My Smile

Tidak Semua Harus Tidak Apa-Apa

Aku pernah bilang bahwa memilih bekerja dan kuliah bersamaan pasti bukanlah hal mudah, namun sepadan untuk dilakukan. Dan benar, cukup sulit untukku menyeimbangkan dua tanggungjawab besar dalam satu kepala. Proyek pekerjaan baru hadir bersamaan dengan tugas-tugas kuliah yang sebenarnya tidak terlalu banyak, namun si pemalas ini belum menemukan iramanya. Dituntut cepat, dituntut tepat, dan akhirnya berujung penat. Si pembantah ini tidak kunjung jua merasa tidak baik-baik saja.

Psikolog Mengambil Peran

Aku adalah orang yang tidak langsung sadar bila sakit. Tindakan preventifku agar kejadian 2019 tidak terulang adalah dengan cek kondisi psikis ke psikolog. Satu sesi singkat, 45 menit menceritakan semua yang membebani pikiranku saat itu. Dari mulai pekerjaan hingga perkuliahan yang rasanya cukup berat, ada momen dimana ingin menangis namun tidak bisa, banyak tidur, sering menunda tugas, dan lain-lain. Psikolog menyampaikan bahwa aku mengalami gejala burnout syndrome. Aku diberi saran untuk membuat timeline pekerjaan agar pikiran dapat lebih terfokus, melakukan latihan nafas, bertindak asertif bila memang kesulitan, dan gratitude journaling.

Balon Pecah

Sepekan setelah konsultasi, melakukan apa yang dokter sarankan, tidak cukup meredakan semuanya. Namun pada dasarnya mengakui bahwa diri sedang ada masalah, berupaya untuk menemukan solusi sudah merupakan langkah kecil yang baik. Setelah kesal terhadap diri yang tidak bisa menangis, teguran bos ternyata cukup ampuh juga untuk menumpahkan air mata. Nampak cengeng memang, tapi rasanya cukup lega untuk bisa menangis. Dihantam di berbagai penjuru, dan tidak satupun kuberitahu hanya karena takut membebani pikiran mereka. Hari itu aku mulai sering memutar kembali lagu Kunto Aji.