Sepanjang hari aku termenung memikirkan orang yang hidupnya demikian gemilang.

Kok iso yo? orang-orang ini hidupnya begitu sejahtera, sukses...

Kadangkala aku sok su'udzon apa karena mereka anak orang kaya? atau apakah karena mereka punya koneksi yang kuat?

Ya, itu memang privilege. Itu memang sebuah anugerah yang seharusnya dimanfaatkan.

Bagaimana denganku? Privilege yang dikasih ke aku, apakah sudah ku manfaatkan dengan baik?

Tidak selalu soal modal materiil kan? Bagaimana dengan waktu yang aku punya? tenagaku? semangatku? Tidak semua orang punya, kan? Apakah sudah dimaksimalkan?

Yang sering kita lihat kan cuma hasilnya orang yang udah jadi orang sukses bisa ini itu terus kamu bandingkan dengan rupamu yang masih segini-segini aja.

Apakah kita ngelihat proses mereka? perjuangan mereka? Enggak. Seringkali kita tutup mata soal itu.

Kita ngga tahu kan dia tidur berapa jam sehari? atau dia harus wara-wiri ngalor-ngidul buat meraih cita-citanya. Kusut tikel njungkir walik mereka kan kita ngga tahu, atau lebih tepatnya ngga peduli.

No Pain, No Gain.

Keknya Tuhan ngasih sesuatu juga ga cuman karena kita minta, tapi karena kita berupaya.

Di jalanan ada orang yang usianya masih muda, kalau bisa milih orang mana yang bakal kamu perhatiin/kamu kasih uang? Yang ngemis? atau yang dagang sebisa dan seadanya? Kita milih yang dagang dong, kenapa? Karena mereka mau berupaya.

Mungkin, kita stuck karena effort kita yang stuck juga.

Mungkin kita kurang berjuang, mungkin kita lebih banyakan ngaso, nglesot, dan scroll tiktok, daripada kerjanya. Jadi ya gimana kita mau berkembang, kalo kitanya tiap hari jadi kuncup?

Mungkin juga, sekarang udah waktunya buat kita bangun, gerak lagi, lari yang kenceng. Capek mah gapapa istirahat bentar (bentar aja gausah kelamaan) terus jalan lagi, terus lari lagi.

Yang aku lihat dari orang hebat, bahu mereka semua kuat.