Selamanya? Sama Kamu?

19 August 2023 - 4 Min. Read

Emangnya ngga kelamaan? 🤔

Selamanya? Sama Kamu?

Setahuku, keraguan dan pertanyaan hanya bisa selesai dengan mencari jawaban.

Bagaimana bisa tahu jika tanpa mencoba? Itu yang menjadi latar belakangku dalam melakukan segala hal. Termasuk salah satunya untuk mengetahui bagaimana karakteristik seseorang, cara terbaiknya hanyalah dengan mengenalnya secara langsung. Dari mengenal dan berinteraksi, perlahan namun pasti kita akan tahu bagaimana watak dan karakter seseorang. Ini bukanlah proses yang mudah dan instan, bahkan akrab saja belum cukup untuk bisa menyelami samudra sifat seseorang. Karena, sependek pengetahuanku, sifat akrab dapat direkayasa. Orang bisa bersifat mudah akrab mungkin karena dia cukup mampu untuk bersikap terbuka dengan orang baru, namun untuk sampai pada tahap kita mengenali seseorang dengan baik, tetaplah butuh waktu; Akrab bukan berarti kenal.

Walaupun tidak secara formal mengenyam pendidikan Psikologi, aku gemas akan keingintahuan tentang bagaimana cara kerja sebuah karakter dapat tertanam pada seseorang. "Wah ternyata orang ini karakternya begini ya. Kok bisa ya? Bagaimana dia bisa demikian?" Kalimat itu sering muncul dalam kepala dan seiring berjalanya proses interaksi tersebut terkadang aku jadi bisa menemukan bagaimana sebabnya. Tapi tidak jarang juga, pertanyaan tersebut aku tutup secara sembarangan dengan asumsi liar "Ah pasti dulu dia pernah begini, dia dulu diperlakukan seperti ini, ayah ibunya dulu begini", dan lain sebagainya. Perpaduan antara su'udzon dan males.

Lalu, akan sampai kapan kita bisa mengenal seseorang?

Tidak tahu pasti, namun proses mengenal seseorang menurutku akan terjadi sampai siapa yang lebih dahulu mati. Karena ya kita tidak akan mungkin mengetahui 100% tentang bagaimana luar hingga dalamnya seseorang, ada batas-batas yang akrab disebut sebagai privasi yang hanya boleh diketahui diri sendiri maupun orang tertentu. Dari interaksi yang memakan waktu tadi sedikit demi sedikit dari 0% maka akan bertambah beberapa persen. Itupun kalau kita berkenan, dan orang tersebut juga bersedia. Kan juga tidak jarang, dalam perjalanan mengenal kita menjadi kehilangan sikap hormat lalu enggan untuk berinteraksi lagi dengan seseorang. Bisa jadi pula orang tersebut juga mungkin muak dengan kita lalu memasang jarak kepada kita. Itu terjadi karena adanya sifat maupun sikap yang bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dari dalam diri masing-masing sehingga menciptakan rasa ketersinggungan, kurang suka atau justru benci dan pada akhirnya bertindak untuk menjauh atau tak segan-segan melawan.

Dari proses perkenalan itulah relasi kita juga turut berjalan ke jenjang yang lebih lanjut. Misalnya dari teman biasa, menjadi teman dekat/sahabat/pacar dan bisa jadi suami dan istri. Kalau ibarat game, ini seperti naik level atau checkpoint setelah kita meraih pencapaian tertentu. Kalau dalam hubungan ya berarti setelah kita meraih kecocokan dan rasa suka maupun mengagumi sehingga jadi sayang atau cinta. Pencapaian ini juga nggak berlangsung untuk selamanya, karena ya dalam berjalanya tadi lagi-lagi bisa saja ada sesuatu yang bisa menghilangkan bahkan membalik perasaan tersebut jadinya ya hubunganya udah berbeda lagi.

People Come and Go, ceunah...

Di 2 tahun belakangan ini aku ngerasain hecticnya orang lalu lalang di kehidupan ntah dalam segi pertemanan, asmara (*anjay), sampai keluarga. Ada yang dateng ada yang pergi, ada yang perginya jauh banget sampe beda alam. Ngelewati juga fase desperate banget nyari orang baru saking ngerasa kesepian (*lebih tepatnya ngga sadar banyak orang tapi ngga bersyukur aja kwkw). Pernah juga di titik sedih bgt karena bakal berpisah sama orang-orang (Pernah dibahas di: Rumah Kita Hilang Pelita).

Dalam proses itu tuh membawa aku dalam sebuah pelajaran bahwa ya kita tuh belum tentu akan "selamanya" sama orang. Hidup orang itu sudah didesign path nya sama Tuhan untuk mencapai tujuan mereka masing-masing. Kebetulan, yang membuat terciptanya kebersamaan saat itu ya karena emang lagi satu path aja dan akan ada kalanya akan berpencar ke jalanya masing-masing. Makanya mumpung masih bersama ya sebisa mungkin nikmati dan syukuri, karena belum tentu momen-momen itu bakal keulang lagi. Itu juga yang pelan-pelan semacam membangun rasa rela soal perpisahan di aku. Gini aja deh, kalau dalam jalan mengejar mimpimu kamu harus berpisah jalan dengan orang lain mau orang lain kamu seret-seret kaya gimanapun biar sejalan sama kamu ya ngga bisa, kan mereka udah punya jalan sendiri. Dia akan fokus mengejar mimpinya begitu juga kamu akan fokus mengejar mimpi kamu sendiri. Yang penting, nanti kalo pas otw papasan di jalan, jangan lupa say "Hi".

Lagian udah tahun 2023 gini kok masih bingung, kalau kangen mah WhatsApp aja. Nanti juga paling ngga dibales. 😃