Setiap Orang Punya Jalan Hidup Sendiri, dan Tidak Selalu Sesuai dengan Standar Orang Lain.

Sebagaimana kalian tau aku adalah lulusan SMK yang langsung bekerja. Aku bangga dengan itu, aku juga bahagia dengan itu, begitu pula dengan orang tuaku. Mereka menerima keputusanku, mendukung dengan penuh. walaupun pendidikan (formal) ku tidak setinggi masku yang sudah S1.

Dua tahun aku bekerja, menjadi anak yang sepenuhnya mandiri, walaupun sebenarnya sejak remaja aku sudah memenuhi keinginanku dengan usahaku sendiri, hingga sekarang bisa memenuhi keinginan orang tua. Tetap saja ada suara-suara sumbang dari luar yang membandingkan aku dengan masku.

Ya memang reaksiku hanya senyam-senyum saja, (sebenarnya ini kalimat yang sangat nylekit kalau mereka baca ya 😂) mereka hanya tidak tahu aku yang cuma lulusan SMK ini pekerjaanya sangat enak, lingkungan kerjanya tidak toxic, yang Alhamdulillah lagi penghasilanya lebih besar dari mereka. 😂 (Astaghfirullah, i feel so guilty to write this but i have to 😂) Ya itu sama nylekitnya ketika aku dibanding-bandingin.

Jadi sebenarnya aku ingin kuliah engga sih? Pengen kok, aku udah atur semuanya, aku tahu aku harus apa. Sayangnya suara sumbang "halah paling kalau udah kerja gini, udah tau enaknya uang pasti males kuliah" bikin badmood dan nambahin males kuliah. Apapun yang urusanya dengan pendidikan aku mau kok, wong itu asal mula namaku.

Antara Kebahagiaanmu dan Kebahagiaan Orang Tua

Resolusiku tahun ini adalah investasi besar-besaran. Tidak di saham, ataupun koin kripto, Warren Buffet investor terkenal di dunia pernah bilang gini:

The greatest investment a young person can make is in their own education, in their own mind. Because money comes and goes. Relationships come and go. But what you learn once stays with you forever.

Investasi terbesar yang dapat dilakukan seorang anak muda adalah dalam pendidikan mereka sendiri, dalam pikiran mereka sendiri. Karena uang datang dan pergi. Hubungan datang dan pergi. Tapi apa yang Anda pelajari sekali tetap bersama Anda selamanya.

Ya, investasi besarku tahun ini pendidikan dan personal branding. Rencananya aku mau ambil kursus bahasa pemrograman baru, mendapatkan sertifikasi sebaik-baiknya dan memperluas koneksi. Kuliah di TI? kayanya engga deh, sayang duit... udamah mahal, jatohnya aku cuma ngulang dari 0 yang mana itu udah ga penting buatku. Mending langsung ke apa yang mau aku pelajari, buat sertifikasi dan portfolio sebagus mungkin.

Sampai aku lihat ini:

Nyenengin orang tua, yaudahdeh kuliah.

Aku ambil jalan tengahnya, aku kuliah dengan sesuatu yang aku suka, dan jawabanya adalah Broadcasting. Kenapa ga IT? ya karena sama aja ngulang dan cuma beli ijasah, aku gamau itu. Itulah kenapa tadi aku berencana ambil kursus, karena aku langsung mempelajari hal baru. Broadcasting juga hal baru, dan aku minat dengan itu. Aku suka mata kuliahnya, orang tuaku suka kalau aku jadi sarjana. Win-win solution kan?

Karir dan Keresahan

Kalau aku memutuskan kuliah? berarti meninggalkan pekerjaan? tidak. 😁 Aku masuk di program kelas karyawan, sehingga pagi bisa bekerja dan sore bisa kuliah. Capek dong? pasti, tapi hasil yang aku petik nanti akan sangat sepadan.

Satu lagi, seandainya sekali lagi pendidikanku dibandingkan dengan masku. Aku bisa jawab dengan penuh senyum dan percaya diri:

Aku bekerja sambil kuliah tahun ini, dan dengan uangku sendiri. 😁

Semoga saja tidak, karena kasihan nanti anaknya yang jadi dibandingin sama aku. 😆

Tapi aku tegaskan lagi pada diri sendiri, bahwa:

Apapun yang kamu lakukan landaskan semuanya untuk kebaikanmu. Bukan untuk memuaskan ekspetasi atau suara sumbang orang lain yang sangat egois, dan tidak ada artinya untuk dirimu sendiri. 🔥